
EXECUTIVE TALK RADIO PRO 1 RRI SEMARANG
Keguatan berlangsung pada hari Selasa, 26 April 2022 pukul 15:00 s.d 16:00 di Studio Pro 1 RRI Semarang. Sinergi BNNP JawaTengah dengan Lembaga Penyiaran Publik Radio Republik Indonesia (LPP RRI) Semarang menindaklanjuti MoU antara BNN RI dengan LPP RRI Pusat.
Kepala BNNP Jawa Tengah Brigjen.Pol. Drs. Purwo Cahyoko, M.Si. menjadi narasumber Executive Talk Pro 1 RRI Semarang dengan host Kepala LPP RRI Semarang Widhie Kurniawan, S.H. dengan tema “Bersama Perangi Narkoba”.
Sesi pertama Kepala BNNP Jawa Tengah menyampaikan strategi pendekatan penanganan penyalahgunaan narkoba yaitu Smart Power, Hard Power, Soft Power dan Sinergitas. Soft Power berupa edukasi masyarakat mengajak untuk katakan tidak pada narkoba. Untuk Hard Power berupa mengungkap jaringan pengedar narkoba khususnya di Jawa Tengah. Smart Power yaitu berupa pemanfaatan teknologi informasi.
BNN mempunyai tugas di Bidang Pencegahan, Pemberantasan dan Rehabilitasi. Tugas tersebut tidak overlapping dengan Kepolisian, justru bersinergi. Pada tahun 2019 angka prevalensi penyalahguna narkoba 1,8% dan meningkat 1,95% di tahun 2021.
Pertanyaan dari Yasin di Salatiga kenapa kalo artis selalu direhabilitasi. Jawaban dari Kepala BNNP Jateng adalah sebenarnya rehabilitasi tidak hanya terbatas pada artis saja, ketika seseorang tertangkap maka harus segera dilakukan Asesmen untuk menentukan apakah terperiksa ini korban atau pengedar. Ketika hasil asesmen menunjukkan seseorang bandar maka tidak berhak dilakukan rehabilitasi. Namun ketika diputuskan sebagai korban maka harus dilakukan rehabilitasi. Korban penyalahguna dianggap seperti orang yang sakit. Maka harus disembuhkan melalui rehabilitasi.
Kemudian telepon dari Bp. Suyarto di Semarang, motif penyalahgunaan sangat kompleks tidak mengenal batas geografis, status, usia dan masuk ke seluruh ruang. Harapannya pemerintah APH tidak boleh main-main lagi terhadap barang haram ini.
Kepala BNNP Jawa Tengah menyampaikan tanggapan bahwa dampak penyalahgunaan narkoba sangat luas dan membutuhkan dana yang sangat besar. Rehabilitasi juga tidak berbiaya atau gratis. Perang terhadap narkoba ini butuh kerjasama dari semua pihak baik Kementerian/Lembaga, BUMN, swasta untuk wajib melaksanakan pencegahan.
Ibu Nur di Semarang Barat menyampaikan narkoba cair, bagaimana cara mendeteksinya. Ketika mengedukasi anak-anak salah satu caranya adalah jangan menerima makanan/minuman, kenali karakter atau tabiat anak diantaranya suka menyendiri, tidak jujur, kemudian perhatikan prestasi belajarnya.
Dina, mahasiswi di Semarang, ada teman yang pernah menggunakan narkoba, apakah masa depannya suram karena sekarang banyak perusahaan yang mewajibkan Surat Bebas Narkoba. Tanggapan Kepala BNNP pada prinsipnya jika memang berniat dan sudah sembuh maka Insya Allah akan bisa beraktifitas normal. Namun perlu dukungan semua pihak terutama keluarga.
Mba Budi di Banyumanik, ada teman pemakai, bagaimana sikap kita harusnya menghadapinya? Di dalam UU 35/2009 peran serta masyarakat bisa dilakukan dengan menasehati namun jika tidak bisa, dapat diarahkan atau dibawa ke BNN atau Aparat Terdekat. Bila memang benar pemakai akan direhabilitasi. Serta merubah mindset atau stigma negatif penyalahguna.
Pesan terakhir dari Kepala BNNP mari bersama-sama menurunkan angka prevalensi. Meningkatkan program rehabilitasi. Serta dukungan dari semua pihak untuk mewujudkan Jateng dan Indonesia Bersinar.
======================================
#WarOnDrugs
#IndonesiaBersinar
#SpeedUpNeverLetUp
#BNNPJATENG
#JatengGayengPerangiNarkobaBarengBareng
#JANAKA
#JAnganguNAkannarkotiKA
#MasGayeng
#MbakGayeng